Kancil baru saja lepas dari bahaya maut. Para buaya yang memakannya telah ditipu mentah-mentah. Kancil kini bisa berjalan dengan santai.
Perutnya mulai terasa lapar karena seharian dipakai untuk berlari dan berjalan guna menyelamatkan diri. Kini ia berjalan-jalan di tepi hutan.
Tapi… Hup ! Ada macan lapar datang menghadangnya.
“Cil ! Aku sudah tiga hari tidak makan daging….!” Kata Pak Macan dengan liur menetes, ia sudah ingin sekali menyantap daging Kancil.
Label: Si Kancil
“Hug-hug-huuu…! Dasar penipu…! Kau bilang mau dijadikan menantu padahal Pak Tani menyembelihmu untuk dijadikan sate !”
Kancil memang bertubuh kecil tapi otaknya cerdas, kalau adu lari pasti dia kalah, maka Kancil bersembunyi di balik rerumpunan belukar, anjing tidak mengetahuinya dan terus mengejar.
Label: Si Kancil
Pagi yang cerah, matahari bersinar dengan indahnya.
Pak Tani berangkat ke sawah dengan riang gembira sembari memanggul pacul.
“Aku akan memeriksa kebun timunku, barangkali besok sudah bisa dipanen.” Demikian gumam Pak Tani.
Tetapi… sesampainya di kebun timun ….
Label: Si Kancil
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)